Jumat, 27 Desember 2019
Minggu, 03 November 2019
Audit Teknologi Sistem Informasi
TUGAS
4
AUDIT
TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI
Disusun
oleh :
Elcy Monica
|
12116293
|
Hafizah Aulia
|
13116150
|
Markus Reynaldo S
|
14116271
|
Prillia Kartika E P
|
15116791
|
Yohanes Risco
|
17116784
|
Fakultas Ilmu Komputer &
Teknologi Informasi
Universitas Gunadarma
2019
Saat ini TI menjadi salah satu bagian yang sangat penting
bagi suatu perusahaan untuk mendukung pencapaian rencana strategis dan tujuan
perusahaan. Kebutuhan akan pengambilan sebuah keputusan yang cepat dan akurat,
persaingan yang ketat, serta pertumbuhan dunia usaha menuntut dukungan
penggunaan tekhnologi mutakhir yang kuat dan handal. Dalam konteks ini
keberhasilan organisasi akan sangat dipengaruhi oleh kemampuan dalam
memanpaatkan teknologi informasi secara optimal. Sukses auditor internal sangat
tergantung kepada kemampuan menyumbang nilai terhadap organisasi melalui
pemanfaatan tekhnologi informasi secara efektif. Audit SI dimaksudkan untuk
memberikan informasi kepada manajemen puncak agar manajemen mempunyai “a clear
assessment” terhadap sistem informasi yang diimplementasikan pada organisasi
tersebut. Audit SI juga memiliki beberapa tujuan seperti pengamana aset,
menjaga integritas data, efektifitas sistem, efisiensi sistem, dan ekonomis.
2. Landasan Teori
- Pengertian COBIT
Control Objective for Information and related Technology
atau COBIT merupakan kerangka panduan tata kelola TI dan atau bisa juga disebut
sebagai toolset pendukung yang bisa digunakan untuk menjembatani gap antara
kebutuhan dan bagaimana teknis pelaksanaan pemenuhan kebutuhan tersebut dalam
suatu organisasi. COBIT memungkinkan pengembangan kebijakan yang jelas dan
sangat baik digunakan untuk IT kontrol seluruh organisasi, membantu
meningkatkan kualitas dan nilai serta menyederhanakan pelaksanaan alur proses sebuah
organisasi dari sisi penerapan IT.
COBIT dikenal luas sebagai standard defacto untuk
kerangka kerja tata kelola TI (IT Governance) dan yang terkait dengannya. Di
sisi lain standard/framework ini terus berevolusi sejak pertama kali
diluncurkan di 1996 hingga rilis terakhir yaitu COBIT 5 yang diluncurkan pada
Juni 2012 yang lalu. Pada setiap rilisnya, kerangka kerja ini melakukan
pergeseran-pergeseran beberapa paradigma.
COBIT berorientasi proses, dimana secara praktis COBIT
dijadikan suatu standar panduan untuk membantu mengelola suatu organisasi
mencapai tujuannya dengan memanfaatkan TI. COBIT memberikan panduan kerangka
kerja yang bisa mengendalikan semua kegiatan organisasi secara detail dan jelas
sehingga dapat membantu memudahkan pengambilan keputusan di level top dalam
organisasi.
COBIT memiliki 4 cakupan domain, yaitu :
- Perencanaan dan organisasi (plan and organise)
- Pengadaan dan implementasi (acquire and implement)
- Pengantaran dan dukungan (deliver and support)
- Pengawasan dan evaluasi (monitor and evaluate)
Maksud utama COBIT ialah menyediakan kebijakan yang jelas
dan good practice untuk IT governance, membantu manajemen senior dalam memahami
dan mengelola resiko-resiko yang berhubungan dengan IT. COBIT menyediakan
kerangka IT governance dan petunjuk control objective yang detail untuk
manajemen, pemilik proses bisnis, user dan auditor.
- Sejarah COBIT
COBIT pertama kali diterbitkan pada tahun 1996, kemudian edisi kedua dari COBIT diterbitkan pada tahun 1998. Pada tahun 2000 dirilis COBIT 3.0 dan COBIT 4.0 pada tahun 2005. Kemudian COBIT 4.1 dirilis pada tahun 2007 dan saat ini COBIT yang terakhir dirilis adalah COBIT 5.0 yang dirilis pada tahun 2012.
COBIT merupakan kombinasi darj prinsip-prinsip yang telah
ditanamkan yang dilengkapi dengan balance scorecard dan dapat digunakan sebagai
acuan model (seperti COSCO) dan disejajarkan dengan standar industri, seperti
ITIL, CMM, BS779, ISO 9000.
Kriteria Informasi Berdasarkan COBIT
Untuk memenuhi tujuan bisnis, informasi perlu memenuhi kriteria tertentu, adapun 7 kriteria informasi yang menjadi perhatian COBIT, yaitu sebagai berikut:
- Effectiveness (Efektivitas). Informasi yang diperoleh harus relevan dan berkaitan dengan proses bisnis, konsisten dapat dipercaya, dan tepat waktu.
- Effeciency (Efisiensi). Penyediaan informasi melalui penggunaan sumber daya (yang paling produktif dan ekonomis) yang optimal.
- Confidentially (Kerahasiaan). Berkaitan dengan proteksi pada informasi penting dari pihak-pihak yang tidak memiliki hak otorisasi/tidak berwenang.
- Intergrity (Integritas). Berkaitan dengan keakuratan dan kelengkapan data/informasi dan tingkat validitas yang sesuai dengan ekspetasi dan nilai bisnis.
- Availability (Ketersediaan). Fokus terhadap ketersediaan data/informasi ketika diperlukan dalam proses bisnis, baik sekarang maupun dimasa yang akan datang. Ini juga terkait dengan pengamanan atas sumber daya yang diperlukan dan terkait.
- Compliance (Kepatuhan). Pemenuhan data/informasi yang sesuai dengan ketentuan hukum, peraturan, dan rencana perjanjian/kontrak untuk proses bisnis.
- Reliability (Handal). Fokus pada pemberian informasi yang tepat bagi manajemen untuk mengoperasikan perusahaan dan pemenuhan kewajiban mereka untuk membuat laporan keuangan.
- Manfaat dan Pengguna COBIT
Secara manajerial target pengguna COBIT dan manfaatnya adalah :
- Direktur dan Eksekutif
- Manajemen
Untuk keseimbangan resiko dan kontrol investasi.
Untuk benchmark lingkungan TI sekarang dan masa depan.
- Pengguna
- Auditors
Untuk memberikan saran pada control minimum yang diperlukan.
3. Prinsip Dasar Kerangka Kerja COBIT
Kerangka kerja COBIT terdiri dari tujuan pengendalian
tingkat tinggi dan struktur klasifikasi secara keseluruhan, yang pada dasarnya
terdiri dari tiga tingkat usaha pengaturan TI yang menyangkut manajemen sumber
daya TI. Yaitu dari bawah, kegiatan tugas (Activies and Tasks) merupakan
kegiatan yang dilakukan secara terpisah yang diperlukan untuk mencapai hasil
yang dapat diukur. Dan selanjutnya kumpulan Activity dan Tasks dikelompokkan
kedalam proses TI yang memiliki permasalahan pengelolaan TI yang sama akan
dikelompokkan dalam domain. Maka konsep kerangka kerja dapat dilihat dari tiga
sudut pandang, meliputi : Informasi Criteria, IT Resources, IT Processes,
seperti terlihat pada gambar dibawah ini :
Cube COBIT (ITGI : 2007)
Model proses COBIT terdapat empat domain yang didalamnya
terdapat 34 proses dalam memberikan informasi kepada dunia usaha sesuai dengan
bisnis dan kebutuhan tata kelola teknologi informasi. Sehingga domain tersebut
dapat di identifikasikan yang terdiri dari 34 proses, yaitu (ITGI, 2007).
Plan and organize (PO)
Yaitu mencakup masalah mengidentifikasi cara terbaik TI
untuk memberikan kontribusi yang maksimal terhadap pencapaian tujuan bisnis
organisasi. Domain ini menitikberatkan pada proses perencanaan dan penyelarasan
strategi TI dengan strategi organisasi. Domain PO terdiri dari 10 control
objectives, meliputi :
- PO1 : Define a strategic IT plan
- PO2 : Define the information architecture
- PO3 : Determine technological direction
- PO4 : Define the IT processes, organization and relationships
- PO5 : Manage the IT investment
- PO6 : Communicate management aims and direction
- PO7 : Manage IT human resources
- PO8 : Manage quality human resource
- PO9 : Asses and manage IT risks
- PO10 : Manage projects
Acquire and Implement (AI)
Domain ini menitikberatkan pada proses pemilihan, pengadaan
dan penerapan TI yang digunakan. Pelaksanaan strategi yang telah ditetapkan,
harus disertai solusi-solusi TI yang sesuai solusi TI tersebut diadakan,
diimplementasikan dan di integrasikan kedalam proses bisnis organisasi. Dimana
domain AI terdiri dari 7 control objectives, meliputi :
- AI1 : Identify automated solutions
- AI2 : Acquire and maintain application software
- AI3 : Acquire and maintain technology infrastructure
- AI4 : Enable operation and use
- AI5 : Procure IT resources
- AI6 : Manage changes
- AI7 : Install and accredit solutions and changes
Deliver and Support (DS)
Domain ini menitikberatkan pada proses pelayanan TI dan
dukungan teknisnya yang meliputi hal keamanan sistem, kesinambungan layanan,
pelatihan dan pendidikan untuk pengguna, dan pengelolaan data yang sedang
berjalan. Dimana domain DS terdiri dari 13 control objectives, meliputi :
- DS1 : Define and manage service levels
- DS2 : Manage third-party services
- DS3 : Manage performance and capacity
- DS4 : Ensure continuous service
- DS5 : Ensure systems security
- DS6 : Identify and allocate costs
- DS7 : Educate and train users
- DS8 : Manage service desk and incidents
- DS9 : Manage the configuration
- DS10 : Manage problems
- DS11 : Manage data
- DS12 : Manage the physical environment
- DS13 : Manage operations
Domain ini menitikberatkan pada proses pengawasan
pengelolaan TI pada organisasi seluruh kendali-kendali yang diterapkan setiap
proses TI harus diawasi dan dinilai kelayakannya secara berkala. Domain ini
fokus pada masalah kendali-kendali yang diterapkan dalam organisasi,
pemeriksaan internal dan eksternal. Dimana domain ME terdiri dari 4 control
objectives, meliputi:
- ME1 : Monitor and evaluate IT performance
- ME2 : Monitor and evaluate internal control
- ME3 : Ensure regulatory compliance
- ME4 : Provide IT Governance
Maka dengan melakukan kontrol terhadap 34 kontrol objectives
tersebut, organisasi dapat memperoleh keyakinan akan kelayakan tata kelola dan
kontrol yang diperlukan untuk lingkungan TI. Karena COBIT dirancang
berorientasi bisnis agar bisa digunakan banyak pihak, tetapi lebih penting lagi
adalah sebagai panduan yang komperehensif bagi manajemen dan pemilik bisnis
proses. Kebutuhan bisnis akan tercermin dari adanya kebutuhan informasi. Dan
informasi itu sendiri perlu memenuhi kriteria kontrol tertentu, untuk mencapai
tujuan bisnis.
4. Contoh Kasus
BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) Ketenagakerjaan
adalah program publik yang memberikan perlindungan bagi tenaga kerja. Dalam
pelaksanaan tugasnya BPJS Ketenagakerjaan menerapkan teknologi informasi
sebagai salah satu penunjang untuk pencapaian tujuan bisnis salah satunya
adalah dengan mengembangkan layanan BPJSTK Mobile. BPJSTK Mobile adalah
aplikasi pelayanan untuk peserta sebagai bentuk perluasan media layanan
informasi yang dihadirkan untuk pekerja yang ingin memastikan pemenuhan
hak-haknya oleh perusahaan. Pentingnya layanan BPJSTK Mobile untuk melakukan
kegiatan operasional menjadikannya harus dalam kondisi yang optimal, namun
kurangnya tata kelola dalam penerapan teknologi informasi mengakibatkan kurang
optimalnya perusahaan dalam menjalankan tugas dan pencapaian tujuan, sehingga
BPJSTK Mobile perlu dievaluasi agar perusahaan dapat mengukur apakah teknologi
informasi yang diimplementasikan sudah sesuai dengan yang diharapkan. Pada
penelitian ini, standar tata kelola teknologi informasi yang digunakan adalah
COBIT 5 dengan domain Deliver, Support, Services (DSS). Hasil dari penelitian
menunjukkan Capability Level dari proses DSS01 dan DSS02 berada pada level 2
yaitu managed process, proses DSS03, DSS04, DSS05 dan proses DSS06 berada pada
level 1 yaitu performed process. Rekomendasi yang diberikan adalah memperbaiki
kegiatan proses bisnis dengan memanfaatkan aplikasi secara optimal dan membuat
Standard Operasional Procedure (SOP) yang lengkap terkait dengan teknologi
informasi perusahaan.
5. Kesimpulan
Audit sangat dibutuhkan dalam suatu organisasi / perusahaan.
Audit SI dimaksudkan untuk memberikan informasi kepada manajemen puncak agar
manajemen mempunyai “a clear assessment” terhadap sistem informasi yang diimplementasikan
pada organisasi tersebut. Audit SI juga memiliki beberapa tujuan seperti
pengamana aset, menjaga integritas data, efektifitas sistem, efisiensi sistem,
dan ekonomis. Dalam mengaudit kita juga dapat menggunakan beberapa metode
seperti COBIT, ITIL, COSO, ISO77001 untuk membantu memudahkan proses
pengauditan.
Daftar Pustaka
- Al-Rasyid, A., 2016. Analisis Audit Sistem Informasi Berbasi COBIT 5 Pada Domain Deliver, Service, and Support (DSS) (Studi Kasus: SIM-BL di Unit CDC PT Telkom Pusat. Tbk).
- Institute, 2007. IT Governance Guide using COBIT ed.s.l.:www.itgi.org.
- ISACA, 2012. A Business Framework for the Governance and Management of Enterprise IT. COBIT ed. s.l.:www.isaca.org.
- IT Governance Institute. (2007), “COBIT 4.1 Framework Control Objectives, Management Guidelines, Maturity Models”, IT Governance Institute.
- Ketenagakerjaan, B., 2014. BPJS Ketenagakerjaan.
Ringkasan E-book IT Auditing Using Controls To Protect Information Assets
TUGAS 3
AUDIT TEKNOLOGI SISTEM INFORMSI
Kelompok:
Elcy Monica 12116293
Hafizah Aulia 13116150
Markus Reynaldo 14116291
Prillia Kartika 15116791
Yohanes Risco 17116784
2019
Pusat Data Audit dan Pemulihan Bencana
Fasilitas pemrosesan teknologi informasi (TI), biasanya disebut sebagai
pusat data, merupakan inti dari sebagian besar operasi organisasi modern,
mendukung hampir semua kegiatan bisnis penting. Dalam bab ini kita akan
membahas langkah-langkah untuk mengaudit kontrol pusat data, termasuk
bidang-bidang berikut:
- Kontrol keamanan fisik dan lingkungan·
- Operasi pusat data
- Ketahanan sistem dan situs
- Kesiapsiagaan bencana
Latar Belakang
Sejak komputer
elektronik pertama (Electronic Numeral In-Tegrator and Computer, atau ENIAC)
diciptakan pada tahun 1946, sistem komputer telah memiliki persyaratan keamanan
lingkungan, daya, dan listrik tertentu. Dimulai pada akhir 1950-an, ketika
komputer mainframe menjadi lebih banyak tersedia, pusat data diciptakan untuk
tujuan memenuhi persyaratan ini.
Pusat data saat ini
menyediakan infrastruktur kontrol akses fisik, kontrol lingkungan, daya dan
konektivitas jaringan, sistem pencegah kebakaran, dan sistem alarm.
Infrastruktur pusat data ini dirancang untuk mempertahankan lingkungan
komputasi optimal yang konstan. Peran auditor adalah untuk memverifikasi dan
memvalidasi bahwa semua sistem dan prosedur yang diperlukan ada dan berfungsi
dengan baik untuk melindungi kerahasiaan, integritas, dan ketersediaan sistem
dan data perusahaan.
Esensi Audit Pusat Data
Pusat data adalah
fasilitas yang dirancang untuk menampung sistem kritis organisasi, yang terdiri
dari perangkat keras komputer, sistem operasi, dan aplikasi. Ancaman pusat data
utama meliputi:
·
Ancaman
alami seperti peristiwa cuaca, banjir, gempa bumi, dan kebakaran
·
Ancaman
buatan manusia seperti insiden teroris, kerusuhan, pencurian, dan sabotase
·
Bahaya
lingkungan seperti suhu dan kelembaban ekstrem
·
Hilangnya
utilitas seperti tenaga listrik dan telekomunikasi
Keamanan Fisik dan Kontrol Lingkungan
Pusat data
menggabungkan beberapa jenis kontrol berbasis fasilitas, biasanya disebut
sebagai kontrol keamanan fisik dan lingkungan, termasuk sistem kontrol akses
fasilitas, sistem alarm, dan sistem pemadam kebakaran. Sistem ini dirancang
untuk mencegah instruksi yang tidak sah, mendeteksi masalah sebelum menyebabkan
kerusakan, dan mencegah penyebaran api.
Langkah Uji untuk Pusat Data Audit
Bidang topik berikut
harus ditangani selama audit pusat data:
·
Faktor
resiko lingkungan dan eksternal
·
Kontrol
akses fisik
·
Kontrol
lingkungan
·
Daya
dan listrik
·
Ketahanan
sistem
Faktor Risiko Lingkungan dan Eksternal
- Tinjau Pencahayaan eksterior pusat data, orientasi bangunan, signage, pagar, dan karakteristik lingkungan untuk mengidentifikasi risiko terkalit fasilitas.
- Penelitian lokasi pusat data untuk bahaya lingkungan dan untuk menentukan jarak ke layanan darurat.
- Tinjau pintu dan dinding pusat data untuk menentukan apakah mereka melindungi fasilitas secara memadai.
- Mengevaluasi perangkat otentikasi fisik untuk menentukan apakah mereka sesuai dan berfungsi dengan baik.
- Pastikan bahwa prosedur kontrol akses fisik bersifat komperhensif dan diikuti oleh pusat data dan staf keamanan.
- Pastikan alarm pencuri dan sistem pengawasan melindungi pusat data dari gangguan fisik
- Tinjau log bundar penjaga keamanan dan dokumentasi lain untuk mengevaluasi efektivitas fungsi personel keamanan.
- Pastikan area sensitif di dalam pusat data diamankan dengan memadai.
- Pastikan sistem HVAC mempertahankan suhu konstan di dalam pusat data.
- Pastikan sistem alarm air dikonfigurasikan untuk mendetekasi air di area beresiko tinggi di pusat data.
- Tentukan apakah pusat data memiliki umpan daya yang berlebihan.
- Pastikan bahwa ground-to-earth ada untuk melindungi system komputer.
- Pastikan daya dikondisikan untuk mencegah kehilangan data.
- Pastikan system cadangan baterai menyediakan daya terus menerus selama pemadaman sementara
- Pastikan bahwa generator melindungi terhadap kehilangan daya yang berkepanjangan dan berada dalam kondisi kerja yang baik.
- Mengevaluasipenggunaan dan perlindungan sakelar power-off (EPO) darurat.
- Pastikan bahwa konstruksi bangunan pusat data dilengkapi fitur pemadaman kebakaran yang tepat.
- Pastikan personel pusat data dilatih dalam penanganan dan penyimpanan bahan berbahaya (hazmat) dan bahwa prosedur hazmat tepat. Tentukan juga apakah personel pusat data dilatih tentang cara merespons darurat kebakaran.
- Pastikan alat pemadam kebakaran ditempatkan secara strategis di seluruh pusat data dan di rawat dengan benar.
- Pasikan sistem pencegah kebakaran melindungi pusat data dari kebakaran.
Dasar pengetahuan
Beberapa sumber daya tambahan menawarkan informasi tentang pusat
data dan control terkait.
Sejumlah situs web yang baik memberikan informasi tentang potensi bahaya
(seperti bahaya banjir)
untuk wilayah geografis tertentu
dan informasi umum tentang kegiatan darurat dan bencana:
- hazards.fema.gov
- msc.fema.gov
- www.fema.gov
- www.noaa.gov
- gempa.usgs.gov
Pemulihan bencana adalah disiplin
yang dalam. Sementara kami menyentuh praktik terbaik dan menyediakan prosedur audit tingkat tinggi, beberapa sumber daya dapatdigunakan oleh auditor untuk informasi tambahan,
termasuk yang berikut:
Resource
|
Website
|
The Disaster
Recovery Journal
|
|
Disaster Recovery
Institue International
|
|
Disaster Recovery
World
|
|
ISACA
|
Rabu, 09 Oktober 2019
AUDIT TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI
TUGAS
AUDIT
TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI
Disusun
oleh :
Elcy
Monica
|
12116293
|
Hafizah
Aulia
|
13116150
|
Markus
Reynaldo S
|
14116271
|
Prillia
Kartika E P
|
15116791
|
Yohanes
Risco
|
17116784
|
Fakultas Ilmu Komputer &
Teknologi Informasi
Universitas Gunadarma
2019
I.
Ruang Lingkup Audit
Sistem Informasi
Ruang lingkup Audit Sistem Informasi
(SI) sebagai audit operasional terhadap fungsi sistem informasi (IT
governance), audit objective-nya adalah melakukan assessment
terhadap efektifitas, efisiensi, dan ekonomis tidaknya pengelolaan sistem
informasi suatu organisasi. Audit SI dimaksudkan untuk
memberikan informasi kepada manajemen puncak agar manajemen mempunyai “a
clear assessment” terhadap sistem informasi yang diimplementasikan pada
organisasi tersebut. Misalnya, bahwa application software yang
ada telah dianalisis dan didesain dengan baik, telah diimplementasikan
dengan security features yang memadai.
Perlu dipahami bahwa audit SI tidak
harus selalu merupakan penugasan lengkap mencakup seluruh aspek. Penugasan
audit SI mungkin mencakup semua, tetapi bisa dengan beberapa variasi, atau
beberapa aspek saja: suatu audit mungkin hanya menitikberatkan fokus pada satu
aspek saja, atau beberapa aspek yang penting sesuai kebutuhan organisasi
tersebut. Meskipun hakekatnya keseluruhan aspek IT Governance tersebut
sesungguhnya penting untuk diaudit dalam rangka peningkatan mutu sistem, namun
itu tidak bersifat harus (it is not mandatory). Bisa saja dilakukan
penugasan-penugasan audit yang berbeda untuk satu atau beberapa aspek, tidak
harus sekali “gebrak” (to do all of them in one assignment). Salah satu
alasannya adalah memang kompetensi/keterampilan yang diperlukan bagi auditor
untuk setiap aspek tersebut bisa berbeda. Oleh karena itu aspek sebetulnya ada
keterkaitan, dan semuanya adalah penting, maka bila dilakukan audit secara
terpisah-pisah, manajemen harus mendapat gambaran umum (overview) yang
jelas dan terpadu (the overview is critical).
Jadi, terdapat berbagai jenis
penugasan audit sistem informasi yang dapat dilaksanakan pada suatu organisasi,
misalnya sebagai berikut:
·
Untuk mengidentifikasi sistem yang
ada (inventory existing systems), baik yang ada pada tiap
divisi/unit/departemen ataupun yang digunakan menyeluruh.
·
Untuk dapat lebih memahami seberapa
besar sistem informasi mendukung kebutuhan strategis perusahaan, operasi
perusahaan, mendukung kegaitan operasional departemen/unit/divisi, kelompok
kerja, maupun para petugas dalam melaksanakan kegiatannya.
·
Untuk mengetahui pada bidang atau
area mana, fungsi, kegiatan atau business processes yang
didukung dengan sistem serta teknologi informasi yang ada.
·
Untuk menganalisis tingkat
pentingnya data/informasi yang dihasilkan oleh sistem dalam rangka mendukung
kebutuhan para pemakainya.
·
Untuk mengetahui keterkaitan antara
data, sistem pengolahan dan transfer informasi.
·
Untuk mengidentifikasi apakah ada
kesenjangan (gap) antara sistem dengan kebutuhan.
·
Untuk membuat peta (map)
dari information flows yang ada.
II.
Jenis-Jenis Audit Sistem Informasi
Jenis-jenis Audit Sistem
Informasi Audit sistem informasi dapat digolongkan dalam tipe atau jenis-jenis
audit sebagai berikut:
a.
Audit Laporan Keuangan (Financial
Statement Audit)
Adalah audit yang dilakukan untuk
mengetahui tingkat kewajaran laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan
(apakah sesuai dengan standar akuntansi keuangan serta tidak menyalahi uji
materialitas). Apabila sistem akuntansi organisasi yang di audit merupakan
sistem akuntansi berbasis komputer, maka dilakukan audit terhadap sistem
informasi akuntansi apakah proses/mekanisme sistem dan program komputer telah
sesuai, pengendalian umum sistem memadai dan data telah substantif.
b.
Audit Operasional (Operational Audit)
Audit terhadap aplikasi komputer terbagi
menjadi tiga jenis, antara lain:
1.
Post implementation Audit (Audit setelah
implementasi)
Auditor memeriksa apakah sistem-sistem
aplikasi komputer yang telah diimplementasi Kan pada suatu organisasi
/perusahaan telah sesuai dengan kebutuhan penggunanya (efektif) dan telah
dijalankan dengan sumber daya optimal (efisien). Auditor mengevaluasi apakah
sistem aplikasi tertentu dapat terus dilanjutkan karena sudah berjalan baik dan
sesuai dengan kebutuhan usernya atau perlu dimodifikasi dan bahkan perlu
dihentikan. Pelaksanaan audit ini dilakukan oleh auditor dengan menerapkan
pengalamannya dalam pengembangan sistem aplikasi, sehingga auditor dapat
mengevaluasi apakah sistem yang sudah diimplementasikan perlu dimutakhirkan
atau diperbaiki atau bahkan dihentikan apabila sudah tidak sesuai kebutuhan
atau mengandung kesalahan.
2.
Concurrent audit (audit secara bersama)
Auditor menjadi anggota dalam tim
pengembangan sistem (system development team). Mereka membantu tim untuk
meningkatkan kualitas pengembangan sistem yang dibangun oleh para sistem
analis, designer dan programmer dan akan diimplementasikan. Dalam hal ini
auditor mewakili pimpinan proyek dan manajemen sebagai quality assurance.
3.
Concurrent Audits (audit
secarabersama-sama)
Auditor mengevaluasi kinerja unit
fngsional atau fungsi sistem informasi (pusat/instalasi komputer) apakah telah
dikelola dengan baik, apakah kontrol dalam pengembangan sistem secara
keseluruhan sudah dilakukan dengan baik, apakah sistem komputer telah dikelola
dan dioperasikan dengan baik. Dalam mengaudit sistem komputerisasi yang ada, audit
ini dilakukan dengan mengevaluasi pengendalian umum dari sistem-sistem
komputerisasi yang sudah diimplementasikan pada perusahaan tersebut secara
keseluruhan. Saat melakuan pengujian digunakan bukti untuk menarik kesimpulan
dan memberikan rekomendasi kepada manajemen tentang hal-hal yang berhubungan
dengan efektifitas, efisiensi, dan ekonomisnya sistem.
III. Tujuan Audit
Sistem Informasi
Tujuan audit sistem informasi
menurut Ron Weber “1999:11-13” secara garis besar terbagi menjadi empat tahap
yaitu:
1.
Pengamanan Aset
Aset informasi suatu perusahaan seperti perangkat
keras “hardware”, perangkat lunak “software”, sumber daya manusia, file data
harus dijaga oleh suatu sistem pengendalian intern yang baik agar tidak terjadi
penyalahgunaan aset perusahaan. Dengan demikian sistem pengamanan aset
merupakan suatu hal yang sangat penting yang harus dipenuhi oleh perusahaan.
2.
Menjaga Integritas Data
Integritas data “data integrity” adalah salah satu
konsep dasar sistem informasi. Data memiliki atribut-atribut tertentu seperti:
kelengkapan, kebenaran dan keakuratan. Jika integritas data tidak terpelihara
maka suatu perusahaan tidak akan lagi memiliki hasil atau laporan yang benar
bahkan perusahaan dapat menderita kerugian.
3.
Efektifitas Sistem
Efektifitas sistem informasi perusahaan memiliki
peranan penting dalam proses pengambilan keputusan, suatu sistem informasi
dapat dikatakan efektif bila sistem informasi tersebut telah sesuai dengan
kebutuhan user.
4.
Efisiensi Sistem
Efisiensi menjadi hal yang sangat penting ketika suatu
komputer tidak lagi memiliki kapasitas yang memadai atau harus mengevaluasi
apakah efisiensi sistem masih memadai atau harus menambah sumber daya karena
suatu sistem dapat dikatakan efisien jika sistem informasi dapat memenuhi
kebutuhan user dengan sumber daya informasi yang minimal.
5.
Ekonomis
Ekonomis mencerminkan kalkulasi untuk rugi ekonomi
“cost/benefit” yang lebih bersifat kuantifikasi nilai moneter “uang”. Efisiensi
berarti sumber daya minimum untuk mencapai hasil maksimal. Sedangkan ekonomis
lebih bersifat pertimbangan ekonomi.
IV.
Kerjasama
Antar Auditor
A.
Hubungan Auditor Internal dan Auditor
Eksternal
Ada beberapa hal yang
terkait dengan audit eksternal dan audit internal. Di dalam hal ini ada
beberapa poin yang membedakan antara audit eksternal dan audit internal. Perbedaan
itu adalah dari sisi:
1.
Output atau keluaran, dimana output utama dari audit eksternal
adalah opini sedangkan output utama dari audit internal adalah rekomendasi.
Kemudian dari sisi
2.
Independensi, dimana audit eksternal harus
independen terhadap manajemen sedangkan audit internal tidak independen
terhadap manajemen namun harus independen terhadap aktivitas yang diaudit.
3.
Klien dari audit eksternal yang merupakan
pemegang saham, komisaris dan pihak terkait diluar perusahaan sedangkan klien
dari audit internal adalah manajemen sendiri.
4.
Pelaporan, dimana audit eksternal melaporkan hasil
audit pada stakeholder perusahaan sedangkan audit internal melaporkan hasil
audit pada direksi.
Pembahasan
selanjutnya yang dibahas adalah tentang manfaat adanya audit internal bagi
auditor eksternal yang berupa independensi atau obyektivitas yang lebih baik
dibandingkan dengan manajemen langsung, pemahaman mendalam yang dimiliki oleh
auditor internal atas kegiatan operasional perusahaan, dan juga kesamaan
profesi yang dimiliki auditor eksternal dengan auditor internal sehingga akan
memudahkan komunikasi diantara keduanya. Walaupun
terdapat banyak kegunaan auditor internal bagi auditor eksternal, di dalam prakteknya
belum tentu ada kerja sama yang erat diantara keduanya. Ada beberapa hal yang menentukan
terjalinnya kerja sama yang padu antara auditor eksternal dan auditor internal:
1.
Tingkat pemahaman auditor eksternal atas
status auditor internal
2.
Adanya peraturan dan standar yang
mendasarinya. Di dalam standar audit di Indonesia kerja sama antara auditor
eksternal dan auditor internal dimungkinkan dengan beberapa persyaratan berupa;
kompetensi auditor internal, pemberian tujuan audit kepada auditor internal
oleh auditor eksternal di awal proses audit, dan pelaporan langsung kepada
auditor eksternal.
3.
Tingkat perbedaan cakupan kegiatan audit
internal dengan cakupan audit eksternal.
4.
Obyektivitas auditor internal di mata
auditor eksternal yang
juga ditekankan oleh pembicara di bagian ini adalah pengujian ulang hasil audit
internal oleh auditor eksternal serta upaya melibatkan audit internal di dalam
review atas audit eksternal sebagai upaya menjembatani hubungan antara kedua
auditor.
V.
Kesimpulan
Audit
SI dimaksudkan untuk memberikan informasi kepada manajemen puncak agar
manajemen mempunyai “a clear assessment” terhadap sistem informasi yang
diimplementasikan pada organisasi tersebut. Audit SI juga memiliki beberapa
tujuan seperti pengamana aset, menjaga integritas data, efektifitas sistem,
efisiensi sistem, dan ekonomis.
VI.
Daftar Pustaka
- Buku : Fitrawansyah, Fraud & Auditing, 2014
- https://www.bp-creator.com/hubungan-auditor-internal-dan-auditor-eksternal/
- https://www.dosenpendidikan.co.id/audit-sistem-informasi/
Langganan:
Postingan (Atom)