TUGAS
AUDIT
TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI
Disusun
oleh :
Elcy
Monica
|
12116293
|
Hafizah
Aulia
|
13116150
|
Markus
Reynaldo S
|
14116271
|
Prillia
Kartika E P
|
15116791
|
Yohanes
Risco
|
17116784
|
Fakultas Ilmu Komputer &
Teknologi Informasi
Universitas Gunadarma
2019
I.
Ruang Lingkup Audit
Sistem Informasi
Ruang lingkup Audit Sistem Informasi
(SI) sebagai audit operasional terhadap fungsi sistem informasi (IT
governance), audit objective-nya adalah melakukan assessment
terhadap efektifitas, efisiensi, dan ekonomis tidaknya pengelolaan sistem
informasi suatu organisasi. Audit SI dimaksudkan untuk
memberikan informasi kepada manajemen puncak agar manajemen mempunyai “a
clear assessment” terhadap sistem informasi yang diimplementasikan pada
organisasi tersebut. Misalnya, bahwa application software yang
ada telah dianalisis dan didesain dengan baik, telah diimplementasikan
dengan security features yang memadai.
Perlu dipahami bahwa audit SI tidak
harus selalu merupakan penugasan lengkap mencakup seluruh aspek. Penugasan
audit SI mungkin mencakup semua, tetapi bisa dengan beberapa variasi, atau
beberapa aspek saja: suatu audit mungkin hanya menitikberatkan fokus pada satu
aspek saja, atau beberapa aspek yang penting sesuai kebutuhan organisasi
tersebut. Meskipun hakekatnya keseluruhan aspek IT Governance tersebut
sesungguhnya penting untuk diaudit dalam rangka peningkatan mutu sistem, namun
itu tidak bersifat harus (it is not mandatory). Bisa saja dilakukan
penugasan-penugasan audit yang berbeda untuk satu atau beberapa aspek, tidak
harus sekali “gebrak” (to do all of them in one assignment). Salah satu
alasannya adalah memang kompetensi/keterampilan yang diperlukan bagi auditor
untuk setiap aspek tersebut bisa berbeda. Oleh karena itu aspek sebetulnya ada
keterkaitan, dan semuanya adalah penting, maka bila dilakukan audit secara
terpisah-pisah, manajemen harus mendapat gambaran umum (overview) yang
jelas dan terpadu (the overview is critical).
Jadi, terdapat berbagai jenis
penugasan audit sistem informasi yang dapat dilaksanakan pada suatu organisasi,
misalnya sebagai berikut:
·
Untuk mengidentifikasi sistem yang
ada (inventory existing systems), baik yang ada pada tiap
divisi/unit/departemen ataupun yang digunakan menyeluruh.
·
Untuk dapat lebih memahami seberapa
besar sistem informasi mendukung kebutuhan strategis perusahaan, operasi
perusahaan, mendukung kegaitan operasional departemen/unit/divisi, kelompok
kerja, maupun para petugas dalam melaksanakan kegiatannya.
·
Untuk mengetahui pada bidang atau
area mana, fungsi, kegiatan atau business processes yang
didukung dengan sistem serta teknologi informasi yang ada.
·
Untuk menganalisis tingkat
pentingnya data/informasi yang dihasilkan oleh sistem dalam rangka mendukung
kebutuhan para pemakainya.
·
Untuk mengetahui keterkaitan antara
data, sistem pengolahan dan transfer informasi.
·
Untuk mengidentifikasi apakah ada
kesenjangan (gap) antara sistem dengan kebutuhan.
·
Untuk membuat peta (map)
dari information flows yang ada.
II.
Jenis-Jenis Audit Sistem Informasi
Jenis-jenis Audit Sistem
Informasi Audit sistem informasi dapat digolongkan dalam tipe atau jenis-jenis
audit sebagai berikut:
a.
Audit Laporan Keuangan (Financial
Statement Audit)
Adalah audit yang dilakukan untuk
mengetahui tingkat kewajaran laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan
(apakah sesuai dengan standar akuntansi keuangan serta tidak menyalahi uji
materialitas). Apabila sistem akuntansi organisasi yang di audit merupakan
sistem akuntansi berbasis komputer, maka dilakukan audit terhadap sistem
informasi akuntansi apakah proses/mekanisme sistem dan program komputer telah
sesuai, pengendalian umum sistem memadai dan data telah substantif.
b.
Audit Operasional (Operational Audit)
Audit terhadap aplikasi komputer terbagi
menjadi tiga jenis, antara lain:
1.
Post implementation Audit (Audit setelah
implementasi)
Auditor memeriksa apakah sistem-sistem
aplikasi komputer yang telah diimplementasi Kan pada suatu organisasi
/perusahaan telah sesuai dengan kebutuhan penggunanya (efektif) dan telah
dijalankan dengan sumber daya optimal (efisien). Auditor mengevaluasi apakah
sistem aplikasi tertentu dapat terus dilanjutkan karena sudah berjalan baik dan
sesuai dengan kebutuhan usernya atau perlu dimodifikasi dan bahkan perlu
dihentikan. Pelaksanaan audit ini dilakukan oleh auditor dengan menerapkan
pengalamannya dalam pengembangan sistem aplikasi, sehingga auditor dapat
mengevaluasi apakah sistem yang sudah diimplementasikan perlu dimutakhirkan
atau diperbaiki atau bahkan dihentikan apabila sudah tidak sesuai kebutuhan
atau mengandung kesalahan.
2.
Concurrent audit (audit secara bersama)
Auditor menjadi anggota dalam tim
pengembangan sistem (system development team). Mereka membantu tim untuk
meningkatkan kualitas pengembangan sistem yang dibangun oleh para sistem
analis, designer dan programmer dan akan diimplementasikan. Dalam hal ini
auditor mewakili pimpinan proyek dan manajemen sebagai quality assurance.
3.
Concurrent Audits (audit
secarabersama-sama)
Auditor mengevaluasi kinerja unit
fngsional atau fungsi sistem informasi (pusat/instalasi komputer) apakah telah
dikelola dengan baik, apakah kontrol dalam pengembangan sistem secara
keseluruhan sudah dilakukan dengan baik, apakah sistem komputer telah dikelola
dan dioperasikan dengan baik. Dalam mengaudit sistem komputerisasi yang ada, audit
ini dilakukan dengan mengevaluasi pengendalian umum dari sistem-sistem
komputerisasi yang sudah diimplementasikan pada perusahaan tersebut secara
keseluruhan. Saat melakuan pengujian digunakan bukti untuk menarik kesimpulan
dan memberikan rekomendasi kepada manajemen tentang hal-hal yang berhubungan
dengan efektifitas, efisiensi, dan ekonomisnya sistem.
III. Tujuan Audit
Sistem Informasi
Tujuan audit sistem informasi
menurut Ron Weber “1999:11-13” secara garis besar terbagi menjadi empat tahap
yaitu:
1.
Pengamanan Aset
Aset informasi suatu perusahaan seperti perangkat
keras “hardware”, perangkat lunak “software”, sumber daya manusia, file data
harus dijaga oleh suatu sistem pengendalian intern yang baik agar tidak terjadi
penyalahgunaan aset perusahaan. Dengan demikian sistem pengamanan aset
merupakan suatu hal yang sangat penting yang harus dipenuhi oleh perusahaan.
2.
Menjaga Integritas Data
Integritas data “data integrity” adalah salah satu
konsep dasar sistem informasi. Data memiliki atribut-atribut tertentu seperti:
kelengkapan, kebenaran dan keakuratan. Jika integritas data tidak terpelihara
maka suatu perusahaan tidak akan lagi memiliki hasil atau laporan yang benar
bahkan perusahaan dapat menderita kerugian.
3.
Efektifitas Sistem
Efektifitas sistem informasi perusahaan memiliki
peranan penting dalam proses pengambilan keputusan, suatu sistem informasi
dapat dikatakan efektif bila sistem informasi tersebut telah sesuai dengan
kebutuhan user.
4.
Efisiensi Sistem
Efisiensi menjadi hal yang sangat penting ketika suatu
komputer tidak lagi memiliki kapasitas yang memadai atau harus mengevaluasi
apakah efisiensi sistem masih memadai atau harus menambah sumber daya karena
suatu sistem dapat dikatakan efisien jika sistem informasi dapat memenuhi
kebutuhan user dengan sumber daya informasi yang minimal.
5.
Ekonomis
Ekonomis mencerminkan kalkulasi untuk rugi ekonomi
“cost/benefit” yang lebih bersifat kuantifikasi nilai moneter “uang”. Efisiensi
berarti sumber daya minimum untuk mencapai hasil maksimal. Sedangkan ekonomis
lebih bersifat pertimbangan ekonomi.
IV.
Kerjasama
Antar Auditor
A.
Hubungan Auditor Internal dan Auditor
Eksternal
Ada beberapa hal yang
terkait dengan audit eksternal dan audit internal. Di dalam hal ini ada
beberapa poin yang membedakan antara audit eksternal dan audit internal. Perbedaan
itu adalah dari sisi:
1.
Output atau keluaran, dimana output utama dari audit eksternal
adalah opini sedangkan output utama dari audit internal adalah rekomendasi.
Kemudian dari sisi
2.
Independensi, dimana audit eksternal harus
independen terhadap manajemen sedangkan audit internal tidak independen
terhadap manajemen namun harus independen terhadap aktivitas yang diaudit.
3.
Klien dari audit eksternal yang merupakan
pemegang saham, komisaris dan pihak terkait diluar perusahaan sedangkan klien
dari audit internal adalah manajemen sendiri.
4.
Pelaporan, dimana audit eksternal melaporkan hasil
audit pada stakeholder perusahaan sedangkan audit internal melaporkan hasil
audit pada direksi.
Pembahasan
selanjutnya yang dibahas adalah tentang manfaat adanya audit internal bagi
auditor eksternal yang berupa independensi atau obyektivitas yang lebih baik
dibandingkan dengan manajemen langsung, pemahaman mendalam yang dimiliki oleh
auditor internal atas kegiatan operasional perusahaan, dan juga kesamaan
profesi yang dimiliki auditor eksternal dengan auditor internal sehingga akan
memudahkan komunikasi diantara keduanya. Walaupun
terdapat banyak kegunaan auditor internal bagi auditor eksternal, di dalam prakteknya
belum tentu ada kerja sama yang erat diantara keduanya. Ada beberapa hal yang menentukan
terjalinnya kerja sama yang padu antara auditor eksternal dan auditor internal:
1.
Tingkat pemahaman auditor eksternal atas
status auditor internal
2.
Adanya peraturan dan standar yang
mendasarinya. Di dalam standar audit di Indonesia kerja sama antara auditor
eksternal dan auditor internal dimungkinkan dengan beberapa persyaratan berupa;
kompetensi auditor internal, pemberian tujuan audit kepada auditor internal
oleh auditor eksternal di awal proses audit, dan pelaporan langsung kepada
auditor eksternal.
3.
Tingkat perbedaan cakupan kegiatan audit
internal dengan cakupan audit eksternal.
4.
Obyektivitas auditor internal di mata
auditor eksternal yang
juga ditekankan oleh pembicara di bagian ini adalah pengujian ulang hasil audit
internal oleh auditor eksternal serta upaya melibatkan audit internal di dalam
review atas audit eksternal sebagai upaya menjembatani hubungan antara kedua
auditor.
V.
Kesimpulan
Audit
SI dimaksudkan untuk memberikan informasi kepada manajemen puncak agar
manajemen mempunyai “a clear assessment” terhadap sistem informasi yang
diimplementasikan pada organisasi tersebut. Audit SI juga memiliki beberapa
tujuan seperti pengamana aset, menjaga integritas data, efektifitas sistem,
efisiensi sistem, dan ekonomis.
VI.
Daftar Pustaka
- Buku : Fitrawansyah, Fraud & Auditing, 2014
- https://www.bp-creator.com/hubungan-auditor-internal-dan-auditor-eksternal/
- https://www.dosenpendidikan.co.id/audit-sistem-informasi/